BREAKING

Minggu, 19 April 2015

Dari Redaksi

Jurnalis Go To School


Kita bertemu lagi, para pembaca KAREBA dimana pun berada. Edisi ini kami hadir agak terlambat dari biasanya. Kami tidak perlu memberikan banyak alasan kenapa hal itu bisa terjadi, yang jelas bahwa saat ini kami hadir lagi di hadapan kalian dengan beragam informasi dari seluruh Toraja.
Berita soal kunjungan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta Ibu Negara, Ani Yudhoyono, akan menyita sebagian besar halaman pada edisi ini. Kami yakin para pembaca juga sedang menunggu-nunggu informasi lengkap soal itu. Presiden SBY melakukan kunjungan selama dua hari di Tana Toraja dan Toraja Utara. Apa saja yang beliau lakukan dan katakana, akan kami rangkum secara lengkap.
Selain informasi soal kunjungan Presiden, kami juga memiliki beberapa informasi lainnya, yang juga tidak kalah menarik dan penting untuk diketahui para pembaca. Pembangunan patung Kristus Raja di Buntu Burake Makale, dan lanjutan pembangunan salib di Buntu Singki’ Rantepao, juga akan kami sajikan. Informasi soal ini akan terus kami update, karena bagi kami, proses pembangunan dua simbol agama nasrani sangat penting untuk diketahui masyarakat. Kami juga memiliki laporan on the spot dari lokasi transmigrasi unit II Rantekarua, lembang Batu Lotong, kecamatan Awan Rantekarua. Apakah kehadiran transmigrasi itu membawa keuntungan bagi Toraja atau tidak, simak laporan lengkap kami dari sana.
Pembaca sekalian yang kami banggakan. Ada satu persoalan di redaksi yang sampai sekarang belum bisa kami atasi, yakni kekurangan tenaga kerja di redaksi maupun perusahaan (pemasaran dan iklan). Mencari tenaga kerja yang mau bekerja di bidang jurnalistik di Toraja, memang sangat sulit. Untuk itu, tim pengembangan sumber daya manusia Tabloid KAREBA, akan mencoba menggali bakat dan minat generasi muda Toraja di bidang tulis menulis, melalui program Journalist Go To School, yang akan dimulai awal Maret 2014 mendatang. Target kegiatan ini adalah siswa SMA/SMK, yang ingin mengisi kegiatan ekstrakulikulernya dengan kegiatan jurnalistik.
Kami berharap pihak sekolah, baik di Toraja Utara maupun Tana Toraja, bisa memberikan kami ruang untuk memperkenalkan dan melatih para siswa mengenal serta mengerti manfaat jurnalistik. Melalui tulisan ini, jika ada pimpinan atau guru sekolah yang membacanya, serta berminat membuka ruang bagi siswa-siswanya, silahkan menghubungi kami, di Jalan Singki’ nomor 5 Rantepao, Toraja Utara. Untuk informasi lebih jelas, silahkan hubungi nomor handphone (HP) 085255725355. Kegiatan ini tidak dipungut biaya alias gratis. Tim pengajar dari Tabloid KAREBA akan berkeliling ke sekolah-sekolah untuk memberikan kursus/konsultasi jurnalistik kepada para siswa. Kami berharap, dengan kegiatan ini, minat generasi muda Toraja terhadap dunia tulis menulis bisa ditingkatkan.
Perlu diketahui bahwa, pendidikan dasar mengenai jurnalistik tidak harus membuat seseorang menjadi wartawan atau penulis di surat kabar atau televisi. Tetapi yang paling penting adalah seseorang bisa menulis dengan baik serta mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia.
Akhir kata, dari Singki’ Rantepao, segenap crew redaksi mengucapak selamat membaca, semoga informasi yang kami sampaikan dapat berguna bagi kehidupan anda sekalian. Tuhan memberkati kita semua. (***)

Bersih, Rapih, Indah
Mulai awal Februari 2014 lalu, para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup pemerintah kabupaten (Pemkab) Tana Toraja, beralih profesi. Mereka turun ke jalan-jalan membabat rumput, menebang atau memangkas dahap pohon, menyapu, menanam bunga, mengecat pot bunga, dan memungut sampah yang berserakan di jalan raya. Aksi bersih-bersih ini dimulai dari Salubarani (perbatasan Tana Toraja-Enrekang) hingga ke Rantelemo (perbatasan dengan kabupaten Toraja Utara). Hampir tiap hari mereka mengahabiskan setengah waktu kerja di pinggir jalan. Hasilnya, jalan raya dari Salubarani hingga ke Rantelemo, berubah drastis. Kondisi jalan terlihat bersih, rapih, dan indah.
Para PNS di lingkup Pemkab Toraja Utara, juga demikian. Meski terkesan sangat terlambat, selama kurang lebih tiga hari, menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para pelayan masyarakat ini, juga membersihkan sisi jalan, mulai dari Rantelemo hingga ke Rantepao. Jalur jalan dari pertigaan Sanggalangi (patung tedong bonga) hingga ke Randa Batu, juga bersih. Sementara dari Rantepao ke Kaleakan (Nanggala), tidak tersentuh. Padahal jalur jalan ini, juga dilalui presiden menuju ke Palopo. Jalur ini dibersihkan oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan.
Kondisi jalur jalan yang terlihat bersih dan rapih ini memang merupakan hal baru. Sebab, sebelumnya, hal ini tidak pernah diperhatikan. Kalau pun diberi perhatian, terlihat tidak serius, setengah-setengah. Wajar saja jika aksi para PNS ini mendapat cibiran dari masyarakat,”Kok baru sekarang turun lapangan, kenapa tidak dari dulu?”
Jalur-jalur jalan yang disebutkan di atas memang terlihat bersih dan rapih dalam rangka kunjungan kerja presiden ke Toraja. Terlihat sekali bahwa pemerintah kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, tidak mau malu di hadapan presiden. Kelihatan pula bahwa aksi ini seperti tiba masa, tiba akal. Nanti kalau ada presiden dating, baru mau bersihkan jalan.
Kondisi jalan yang bersih dan rapih ini memang membawa perubahan besar bagi Toraja. Kita tidak lagi malu jika ada tamu yang datang dan pulang bercerita bahwa Toraja itu layak jadi daerah wisata. Jalanannya bersih dan rapih, indah dipandang. Tetapi tentu kita berharap bahwa kondisi seperti ini tidak hanya berlangsung sesaat saja, momentum saja, tetapi akan berlaku selamanya. Kebersihan dan kerapihan perlu terus ditingkatkan dari waktu ke waktu, tidak hanya untuk jalan saja, tetapi pada semua kawasan, baik permukiman penduduk, kantor pemerintah, sekolah, maupun rumah ibadah. Bukankah saat ini mata kita menjadi cerah melihat kondisi jalan yang bersih dan rapih?
Untuk melakukan itu semua, tidak bisa hanya berharap peran pemerintah semata, tetapi seluruh masyarakat Toraja, juga harus berpartisipasi. Jangan kita sedikit-sedikit salahkan pemerintah, sedangkan parit air di depan rumah kita tidak bisa dibersihkan. Sampah berserakan di muka rumah, juga hanya dilihat saja. Semua harus bergerak, jadikan bersih itu menjadi budaya, bukan karena paksaan. Toraja adalah daerah wisata, seperti kata presiden SBY, tetapi bagaimana mau disebut sebagai daerah wisata kalau lingkungannya kotor, jorok, dan tidak teratur. Lingkungan yang tidak teratur akan menciptakan karakter manusia yang kasar dan tidak sopan. Dengan begitu, tamu (wisatawan) akan berpikir seribu kali untuk mengunjungi Toraja. Mari kita berbenah! (***)








About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 WAHANA TORAJA
Design by FBTemplates | BTT