Jurnalis Go To School
Kita bertemu lagi, para pembaca KAREBA dimana pun
berada. Edisi ini kami hadir agak terlambat dari biasanya. Kami tidak perlu
memberikan banyak alasan kenapa hal itu bisa terjadi, yang jelas bahwa saat ini
kami hadir lagi di hadapan kalian dengan beragam informasi dari seluruh Toraja.
Berita soal kunjungan Presiden Republik Indonesia,
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta Ibu Negara, Ani Yudhoyono, akan menyita
sebagian besar halaman pada edisi ini. Kami yakin para pembaca juga sedang
menunggu-nunggu informasi lengkap soal itu. Presiden SBY melakukan kunjungan
selama dua hari di Tana Toraja dan Toraja Utara. Apa saja yang beliau lakukan
dan katakana, akan kami rangkum secara lengkap.
Selain informasi soal kunjungan Presiden, kami juga
memiliki beberapa informasi lainnya, yang juga tidak kalah menarik dan penting
untuk diketahui para pembaca. Pembangunan patung Kristus Raja di Buntu Burake
Makale, dan lanjutan pembangunan salib di Buntu Singki’ Rantepao, juga akan
kami sajikan. Informasi soal ini akan terus kami update, karena bagi kami,
proses pembangunan dua simbol agama nasrani sangat penting untuk diketahui
masyarakat. Kami juga memiliki laporan on the spot dari lokasi transmigrasi
unit II Rantekarua, lembang Batu Lotong, kecamatan Awan Rantekarua. Apakah
kehadiran transmigrasi itu membawa keuntungan bagi Toraja atau tidak, simak
laporan lengkap kami dari sana.
Pembaca sekalian yang kami banggakan. Ada satu
persoalan di redaksi yang sampai sekarang belum bisa kami atasi, yakni
kekurangan tenaga kerja di redaksi maupun perusahaan (pemasaran dan iklan). Mencari
tenaga kerja yang mau bekerja di bidang jurnalistik di Toraja, memang sangat
sulit. Untuk itu, tim pengembangan sumber daya manusia Tabloid KAREBA, akan
mencoba menggali bakat dan minat generasi muda Toraja di bidang tulis menulis,
melalui program Journalist Go To School, yang akan dimulai awal Maret 2014
mendatang. Target kegiatan ini adalah siswa SMA/SMK, yang ingin mengisi
kegiatan ekstrakulikulernya dengan kegiatan jurnalistik.
Kami berharap pihak sekolah, baik di Toraja Utara
maupun Tana Toraja, bisa memberikan kami ruang untuk memperkenalkan dan melatih
para siswa mengenal serta mengerti manfaat jurnalistik. Melalui tulisan ini,
jika ada pimpinan atau guru sekolah yang membacanya, serta berminat membuka
ruang bagi siswa-siswanya, silahkan menghubungi kami, di Jalan Singki’ nomor 5
Rantepao, Toraja Utara. Untuk informasi lebih jelas, silahkan hubungi nomor
handphone (HP) 085255725355. Kegiatan ini tidak dipungut biaya alias gratis.
Tim pengajar dari Tabloid KAREBA akan berkeliling ke sekolah-sekolah untuk
memberikan kursus/konsultasi jurnalistik kepada para siswa. Kami berharap,
dengan kegiatan ini, minat generasi muda Toraja terhadap dunia tulis menulis
bisa ditingkatkan.
Perlu diketahui bahwa, pendidikan dasar mengenai
jurnalistik tidak harus membuat seseorang menjadi wartawan atau penulis di
surat kabar atau televisi. Tetapi yang paling penting adalah seseorang bisa
menulis dengan baik serta mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa
Indonesia.
Akhir kata, dari Singki’ Rantepao, segenap crew
redaksi mengucapak selamat membaca, semoga informasi yang kami sampaikan dapat
berguna bagi kehidupan anda sekalian. Tuhan memberkati kita semua. (***)
Bersih,
Rapih, Indah
Mulai awal Februari 2014 lalu, para pegawai negeri
sipil (PNS) di lingkup pemerintah kabupaten (Pemkab) Tana Toraja, beralih
profesi. Mereka turun ke jalan-jalan membabat rumput, menebang atau memangkas
dahap pohon, menyapu, menanam bunga, mengecat pot bunga, dan memungut sampah
yang berserakan di jalan raya. Aksi bersih-bersih ini dimulai dari Salubarani
(perbatasan Tana Toraja-Enrekang) hingga ke Rantelemo (perbatasan dengan
kabupaten Toraja Utara). Hampir tiap hari mereka mengahabiskan setengah waktu
kerja di pinggir jalan. Hasilnya, jalan raya dari Salubarani hingga ke
Rantelemo, berubah drastis. Kondisi jalan terlihat bersih, rapih, dan indah.
Para PNS di lingkup Pemkab Toraja Utara, juga
demikian. Meski terkesan sangat terlambat, selama kurang lebih tiga hari,
menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para pelayan masyarakat
ini, juga membersihkan sisi jalan, mulai dari Rantelemo hingga ke Rantepao.
Jalur jalan dari pertigaan Sanggalangi (patung tedong bonga) hingga ke Randa
Batu, juga bersih. Sementara dari Rantepao ke Kaleakan (Nanggala), tidak
tersentuh. Padahal jalur jalan ini, juga dilalui presiden menuju ke Palopo.
Jalur ini dibersihkan oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan.
Kondisi jalur jalan yang terlihat bersih dan rapih
ini memang merupakan hal baru. Sebab, sebelumnya, hal ini tidak pernah
diperhatikan. Kalau pun diberi perhatian, terlihat tidak serius,
setengah-setengah. Wajar saja jika aksi para PNS ini mendapat cibiran dari
masyarakat,”Kok baru sekarang turun lapangan, kenapa tidak dari dulu?”
Jalur-jalur jalan yang disebutkan di atas memang
terlihat bersih dan rapih dalam rangka kunjungan kerja presiden ke Toraja.
Terlihat sekali bahwa pemerintah kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, tidak
mau malu di hadapan presiden. Kelihatan pula bahwa aksi ini seperti tiba masa,
tiba akal. Nanti kalau ada presiden dating, baru mau bersihkan jalan.
Kondisi jalan yang bersih dan rapih ini memang
membawa perubahan besar bagi Toraja. Kita tidak lagi malu jika ada tamu yang
datang dan pulang bercerita bahwa Toraja itu layak jadi daerah wisata.
Jalanannya bersih dan rapih, indah dipandang. Tetapi tentu kita berharap bahwa
kondisi seperti ini tidak hanya berlangsung sesaat saja, momentum saja, tetapi
akan berlaku selamanya. Kebersihan dan kerapihan perlu terus ditingkatkan dari
waktu ke waktu, tidak hanya untuk jalan saja, tetapi pada semua kawasan, baik
permukiman penduduk, kantor pemerintah, sekolah, maupun rumah ibadah. Bukankah
saat ini mata kita menjadi cerah melihat kondisi jalan yang bersih dan rapih?
Untuk melakukan itu semua, tidak bisa hanya berharap
peran pemerintah semata, tetapi seluruh masyarakat Toraja, juga harus
berpartisipasi. Jangan kita sedikit-sedikit salahkan pemerintah, sedangkan
parit air di depan rumah kita tidak bisa dibersihkan. Sampah berserakan di muka
rumah, juga hanya dilihat saja. Semua harus bergerak, jadikan bersih itu
menjadi budaya, bukan karena paksaan. Toraja adalah daerah wisata, seperti kata
presiden SBY, tetapi bagaimana mau disebut sebagai daerah wisata kalau
lingkungannya kotor, jorok, dan tidak teratur. Lingkungan yang tidak teratur
akan menciptakan karakter manusia yang kasar dan tidak sopan. Dengan begitu,
tamu (wisatawan) akan berpikir seribu kali untuk mengunjungi Toraja. Mari kita
berbenah! (***)